Sampai tahun 1960-an, perkembangan fisik Kota Garut dibagi menjadi
tiga periode, yakni pertama (1813-1920) berkembang secara linear. Pada
masa itu di Kota Garut banyak didirikan bangunan oleh Pemerintah
Kolonial Belanda untuk kepentingan pemerintahan, berinvestasi dalam
usaha perkebunan, penggalian sumber mineral dan objek wisata.
Pembangunan pemukiman penduduk, terutama disekitar alun-alun dan
memanjang ke arah Timur sepanjang jalan Societeit Straat.
Periode kedua (1920-1940), Kota Garut berkembang secara konsentris. Perubahan itu terjadi karena pada periode pertama diberikan proyek pelayanan bagi penduduk. Wajah tatakota mulai berubah dengan berdirinya beberapa fasilitas kota, seperti stasiun kereta api, kantor pos, apotek, sekolah, hotel, pertokoan (milik orang Cina, Jepang, India dan Eropa) serta pasar.
Periode kedua (1920-1940), Kota Garut berkembang secara konsentris. Perubahan itu terjadi karena pada periode pertama diberikan proyek pelayanan bagi penduduk. Wajah tatakota mulai berubah dengan berdirinya beberapa fasilitas kota, seperti stasiun kereta api, kantor pos, apotek, sekolah, hotel, pertokoan (milik orang Cina, Jepang, India dan Eropa) serta pasar.
Periode ketiga (1940-1960-an), perkembangan Kota
Garut cenderung mengikuti teori inti berganda. Perkembangan ini bisa
dilihat pada zona-zona perdagangan, pendidikan, pemukiman dan
pertumbuhan penduduk.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar